NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Kurangi Keinginan, Tambah Bahagia

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Kurangi Keinginan, Tambah Bahagia

10/02/25


Sahabatku yang berbahagia, apa kabar Anda hari ini? Semoga senantiasa bahagia ya?

Dulu, saya pikir bahagia itu soal menambah. Tambah uang, tambah barang, tambah pengalaman, tambah teman, tambah followers (kalau ini agak lebay, ya?). Tapi semakin bertambah usia, saya sadar: ternyata bahagia justru soal mengurangi.

Coba deh perhatikan. Orang yang paling sering kecewa biasanya bukan yang kekayaannya kurang, tapi keinginannya terlalu banyak. Mau ini, mau itu, maunya segalanya. Tapi begitu nggak kesampaian, langsung nelangsa. Ngerasa dunia nggak adil. Padahal, mungkin bukan dunia yang kejam, tapi ekspektasi yang kelewat tinggi.

'Keinginan yang Kebanyakan Itu Capek, Lho!'
Pernah nggak sih kepikiran, kenapa anak kecil lebih gampang bahagia? Karena mereka puas dengan hal-hal sederhana. Dapat balon warna-warni, langsung ketawa kegirangan. Main hujan-hujanan, rasanya kayak petualangan besar. Sedangkan kita, orang dewasa, ngerasa belum cukup kalau belum punya rumah mewah, mobil keren, atau pasangan yang sempurna (yang ada di drakor-drakor itu).

Ada satu cerita menarik. Seorang teman curhat ke saya, Har, gue stress banget. Kayaknya kerjaan nggak ada habisnya, duit kurang terus, hidup kok gini-gini aja.” 

Saya tanya, “Emang lo butuh apa lagi?” Dia jawab, “Gue pengen bisa beli rumah di tengah kota, punya passive income miliaran, liburan ke Eropa tiap tahun, sama punya perut six-pack.”

Saya ketawa, “Bro, lo sadar nggak, lo sendiri yang bikin standar kebahagiaan lo terlalu ribet?”

Dia diam. Lalu mikir.

Ini nih, yang sering kejadian. Kita nggak sedih karena nggak punya sesuatu. Kita sedih karena kita MEMBUAT DIRI SENDIRI percaya bahwa kita harus punya sesuatu itu. Padahal, bisa jadi kita baik-baik aja tanpa itu semua.

'Bahagia Itu Soal Merasa Cukup'
Ada satu prinsip dalam mindfulness: contentment, atau merasa cukup. Ini bukan berarti pasrah dan nggak punya ambisi, ya. Tapi lebih ke menerima bahwa apa yang kita punya sekarang, sudah cukup untuk membuat kita bahagia.

Bukannya nggak boleh punya impian, tapi kalau semua impian kita dasarnya adalah “harus punya lebih” tanpa pernah merasa cukup, kita bakal terus menerus berada di mode ‘kurang.’ Kurang kaya, kurang sukses, kurang cantik, kurang kurus, kurang tinggi, kurang viral, kurang banyak yang nge-chat... capek, kan?

Orang yang kebanyakan keinginan hidupnya kayak hamster di roda putar. Sibuk lari, tapi nggak ke mana-mana.

'Jadi, Gimana Biar Hidup Lebih Bahagia?'
Gampang. Kurangi keinginan yang nggak perlu.

1. Tanya ke diri sendiri: Apakah ini benar-benar saya butuhkan?
Kadang, kita kepengen sesuatu cuma karena lihat orang lain punya. Coba bedakan: ini kebutuhan atau cuma FOMO?

2. Nikmati apa yang sudah ada. 
Daripada sibuk mikirin yang kurang, coba hitung yang sudah kita punya. Kesehatan? Keluarga? Teman yang peduli? Wifi yang kencang? Itu semua nikmat, lho.

3. Belajar dari anak kecil
Anak-anak bahagia bukan karena mereka punya segalanya, tapi karena mereka menikmati apa yang ada. Mereka nggak mikirin saldo rekening atau status sosial.

4. Sadari bahwa kebahagiaan bukan tujuan, tapi cara hidup
Kalau kita terus berpikir “Nanti gue bakal bahagia kalau sudah punya ini,” kita nggak akan pernah sampai. Karena selalu ada “ini” berikutnya yang kita kejar.

Terakhir, saya pernah baca kutipan bagus: “The secret to happiness is not to have more, but to want less.”

Jadi, mau bahagia? Bukan soal tambah-tambah. Tapi justru, kurangi.

Siap mencoba?


Tabik
-dewahipnotis- 



BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang