Sahabatku yang berbahagia,
Pernah nggak sih, Anda merasa capek ngomong? Sudah ngomong panjang lebar, tapi yang denger malah bengong. Atau lebih parah lagi, salah paham. Dunia kita memang penuh dengan kata-kata, tapi lucunya, banyak masalah besar justru muncul karena kata-kata itu sendiri. Kok bisa? Nah, sini, kita ngobrol santai soal ini.
Guru besar El Rumi, Sam Tabrizi, pernah bilang kalau 'bahasa itu terbatas.' Kadang kita terlalu percaya sama kata-kata, padahal sekumpulan huruf itu sering gagal menyampaikan apa yang benar-benar kita maksud.
Coba deh bayangin, lagi curhat dari hati yang paling dalam, eh, malah dibilang “Sabar, ya Bro.” Lho, maksud hati ingin dipeluk, malah dapat ceramah. Kadang, yang kita butuhkan bukan kata-kata Bro, tapi keheningan.
Keheningan itu seperti sinyal Wi-Fi yang kencang—nggak terlihat, tapi langsung nyambung #eeaa. Saat kita diam dan benar-benar mendengarkan, yakinlah bahwa kita akan mulai memahami sesuatu yang kata-kata nggak bisa ungkapkan. Di zona cinta, misalnya, bahasa sering kali kalah sama perasaan. Cinta sejati nggak butuh deklarasi panjang-panjang; kadang cukup dengan senyuman, atau secangkir teh hangat di pagi hari. #eaaa lagi.
Tapi, ada bedanya nih antara kesepian dan kesendirian. Kalau lagi kesepian, sering kali kita merasa paling menderita di dunia ini. Ya ampun, dramanya! Tapi kalau sedang sendiri, tanpa merasa kesepian, di situlah kita bakal bertemu diri yang sebenarnya. Dan tahu nggak? Ketika kita benar-benar mengenal diri sendiri, kita juga akan menemukan Tuhan di dalamnya. Keren apa keren?
Sam Tabrizi juga bilang, hidup ini bukan soal ke mana kita pergi—timur, barat, utara, selatan, semua cuma arah. Yang penting adalah gimana kita menikmati perjalanan. Kalau cuma fokus sama tujuan, kita bakal melewatkan banyak pemandangan indah di sepanjang jalan. Dan hei, siapa tahu, perjalanan ke dalam diri sendiri malah bikin kita merasa sudah keliling dunia. Bonusnya? Kita nggak perlu beli tiket pesawat! Wkwkwk
Keheningan ini semacam teman yang selalu ada di saat kita butuh. Nggak berisik, nggak bikin drama, tapi penuh makna. Di keheningan, kita bisa ngobrol sama hati kita sendiri, bahkan sama Tuhan. Serius, Tuhan itu nggak ribet kok. Dia nggak butuh kita pidato panjang-panjang. Kadang, cukup dengan tarikan napas yang penuh syukur, Dia sudah paham semuanya.
Jadi, kapan terakhir kali Anda diam? Bukan diam karena ngambek, ya. Diam yang benar-benar diam, mendengarkan dunia tanpa suara. Coba deh, beri ruang untuk keheningan. Siapa tahu, di sana Anda menemukan sesuatu yang selama ini Anda cari. Atau setidaknya, Anda bakal sadar kalau ternyata Anda nggak butuh kata-kata untuk benar-benar mengerti.
Eh, tapi jangan diam terus-terusan juga, ya. Nanti dikira lagi ngelamun. Kadang, kita memang perlu ngomong, tapi kalau nggak penting-penting banget, mending kasih kesempatan buat keheningan yang bicara. Dan siapa tahu, dari keheningan itu, Anda justru menemukan suara paling jernih: suara hatimu. Jadi bicaralah hanya jika bicaramu menjadi manfaat untuk sekitarmu. Kalau tidak, mending diam.
Semoga bermanfaat
Tabik
-dewahipnotis-
The Storyteller Therapist