Sahabatku, pernahkah Anda merasa sendirian, tapi tidak kesepian? Atau sebaliknya, Anda kesepian di dalam keramaian?
Saya yakin Anda juga paham bahwa sendiri adalah fakta, sedangkan kesepian adalah rasa. Diskursus ini kerap kali membingungkan banyak orang, terutama dalam era di mana interaksi sosial begitu mudah diakses melalui teknologi. Namun, pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep ini bisa membantu kita menjalani hidup dengan lebih seimbang dan bahagia.
*'Fakta dan Rasa: Kesendirian vs Kesepian'*
Ada kawan saya yang introvert. Dia merasa lebih bahagia saat sendirian dan bahkan lebih kreatif dalam kesendiriannya. Baginya, momen sendirian adalah waktu yang paling produktif dan membahagiakan. Sebaliknya, ada kawan lain yang merasa kesepian saat sendirian. Dia selalu membutuhkan teman untuk merasa nyaman dan bahagia.
Perbedaan ini menggambarkan dua pengalaman yang sangat berbeda: sendiri (alone) dan kesepian (lonely). Sendiri adalah keadaan fisik di mana seseorang tidak bersama orang lain. Kesepian, di sisi lain, adalah perasaan negatif yang bisa muncul meski berada di tengah keramaian.
*'Kesendirian sebagai Strategi'*
Bagi sebagian orang, kesendirian adalah strategi untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Contohnya adalah para sufi yang 'nenepi' dari keramaian dunia untuk menghindari godaan duniawi. Mereka mencari ketenangan dan kedamaian dalam kesendirian untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperdalam tingkat spiritualitas mereka.
Namun, ada juga yang memilih strategi berbeda: diam dalam keramaian. Meski berada dalam hiruk-pikuk kehidupan dunia, mereka mampu menjaga ketenangan batin. Dengan praktik ini, mereka tetap mampu mendengarkan dan merasakan sekeliling tanpa terganggu oleh kebisingan luar.
*'Mindfulness: Hadir Utuh Sadar Penuh'*
Mindfulness adalah kunci untuk mencapai keseimbangan antara kesendirian dan keramaian. Dengan mindfulness, kita bisa hadir utuh dan sadar penuh dalam setiap momen. Latihan mindfulness membantu kita untuk lebih peka terhadap perasaan dan pikiran kita sendiri, serta memahami bahwa kesendirian tidak selalu identik dengan kesepian.
Dalam praktik mindfulness, kita diajarkan untuk merasakan setiap detik dengan penuh kesadaran, menerima setiap perasaan tanpa menghakimi, dan menikmati momen-momen kecil dalam kehidupan. Dengan demikian, kita bisa menemukan kedamaian baik dalam kesendirian maupun di tengah keramaian.
Pemahaman yang mendalam tentang konsep kesendirian dan kesepian, serta penerapan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari, dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih seimbang. Kesendirian bisa menjadi sumber kreativitas dan kebahagiaan, sementara keramaian tidak harus menghilangkan kedamaian batin kita. Dengan mindfulness, kita bisa hadir utuh dan sadar penuh, menikmati setiap momen dengan lebih berarti.
Yang banyak orang belum tahu adalah, mindfulness bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Mindfulness bukan sekedar meditasi atau yoga. Kita tetap bisa hadir utuh sadar penuh di kantor, saat berkendara, saat makan, saat berjalan kaki, bahkan saat tidur.
Ada sebuah buku yang mengupas tuntas mengenai penerapan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari kita.
*'Spiritual Mindfulness Trance-formation: Menapaki Kesadaran Diri, Mencapai Kebahagiaan Hakiki'*
Klik saja tautan berikut untuk mendapatkan bukunya: https://tokopedia.link/YaCxeqNfPLb
Salam bahagia
-dewahipnotis-