Jika Anda ingin tahu kenapa saya sangat bersemangat ketika melakukan training, baik offline maupun online. Bukan, bukan karena uangnya. Uang itu tidak penting bagi saya, tapi pokok, wkwkwk.
Iya, serius, bagi saya uang itu hanyalah bonus belaka. Yang membuat saya bersemangat adalah karena saya banyak belajar dari setiap kelas yang saya ampu.
Beragam profesi, budaya, agama serta daerah asal peserta training selalu mengajarkan saya akan banyak hal. Dalam kelas online batch2 ini misalnya. Ada 28 orang di dalam room zoom meeting yang setiap hari memberikan saya pelajaran yang sangat berharga.
Hari ini saja, saya mendapatkan tiga kejaiban yang menurut saya sangat luar biasa.
Keajaiban pertama terjadi ketika sesi Sensory Acuity atau kepekaan inderawi. Tahukah Anda bahwa indera kita memiliki otot (muscle sensory) yang bisa dilatih kepekaannya? Setelah melakukan tes kepekaan visual (karena online, maka yang bisa dites hanya visual), dengan menunjukkan beberapa teka-teki gambar serta tulisan, saya mencoba meningkatkan kepekaan visual salah satu peserta.
Dengan menggunakan teknik optimizing object imagery, saya perkuat ketajaman penglihatan peserta tadi. Saya sudah menulis satu angka pada selembar kertas. Kemudian saya minta peserta tadi untuk melihat kertas saya dalam posisi terbalik sisinya. Setelah mengerjapkan mata sejenak, dia mengatakan kalau melihat goresan angka 1. Setengah takjub saya balik kertas saya yang berisi angka 7. Secara visual kedua angka ini memiliki kemiripan. Bagi saya eksperimen ini termasuk berhasil, karena peserta tadi tidak menyebut angka yang penuh lengkung seperti 2,3,6 atau 8,9. Owsam!
Keajaiban kedua. Menggunakan teknik serupa, saya mencoba meningkatkan kepekaan olfaktori (pembauan) peserta lain, yang notabene adalah seorang perokok. Saya minta salah satu kawannya untuk menyembunyikan rokok tersebut di tempat yang tidak terlalu jauh di belakang peserta tadi. Setelah saya tingkatkan kepekaan hidungnya, hanya dengan mengendus saja peserta tadi berhasil menemukan rokok yang disembunyikan di balik keset. Warbyazah.
Keajaiban ketiga terjadi ketika sesi hari ini sudah hampir berakhir. Saat itu kami sedang membahas mengenai sub modality maping across. Tetiba saja peserta dari Negeri Jiran minta tolong agar suaminya yang mengalami phobia ulat bulu untuk diintervensi. Baiklah...
Sebelum saya mulai aksi intervensi, saya tunjukkan dulu gambar seekor ular bulu berwarna coklat kehitaman. Di luar dugaan, respon tuan haji dari negeri jiran ini seperti anak-anak. Beliau menjerit, dengan mata terbelalak ketakutan. Segera saya akhiri sharing screen dari laptop saya.
Kemudian beliau saya ajak ngobrol. Ya, hanya ngobrol mengenai unsur visual apa dari ulat tadi yang membuat dirinya merasa ngeri. Berikut adalah ringkasan hasil ngobrol tadi:
1. Bulu-bulunya
2. Warnanya
3. Tekstur lembek
4. Lentur
5. Jumlah
Setelah mengetahui kode pengalaman yang tidak memberdayakan ini, maka saya tanyakan kira-kira intervensi visual apa yang akan dilakukan. Dan berikut ringkasan hasil intervensinya:
1. Bulunya digundul
2. Warna diubah jadi pink
3. Tekstur dibuat keras seperti batu
4. Kaku
5. Hanya ada satu
Menggunakan teknik swish pattern, saya tanamkan kode visual baru mengenai seekor ulat. Daaan, hanya dalam waktu kurang dari 2 menit, ketika kemudian saya perlihatkan lagi gambar ulat tadi, tuan haji hanya tersenyum sahaja. Tak ada sorakan, tak pula terlihat rasa kecut pada tuan haji. Hebat!
Sahabatku pembelajar NLP yang berbahagia, semua teknik dan keilmuan yang saya ceritakan tadi nyata adanya, dan bukan khayalan atau klenik. Dan semua teknik tadi bisa dipelajari dengan sangat mudah. You only do what I do. Belajar NLP.
Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach
NNLP Master Trainer
#sahabatwina
#cafetherapy
#creativehappynlp
#bersiapmenang
(Hari ketiga Online Class NLP Training)