Menjadi seorang terapis adalah pilihan hidup yang tidak semua orang sanggup melakukannya. Meskipun banyak pelatihan menuju jenjang terapis, namun nyatanya hanya segelintir orang yang mendedikasikan dirinya untuk benar-benar membantu kesembuhan orang lain.
Demikian juga halnya dalam hal hipnoterapi. Maka agar mampu terjun dalam ranah terapi dengan benar, dibutuhkan pelatihan hipnoterapi yang berkualitas, dipandu oleh terapis yang mumpuni serta diselenggarakan oleh lembaga yang legal.
Meski titelnya adalah hipnoterapi, namun jangan dipikir bahwa kita akan langsung menghipnosis klien begitu tiba di runag praktek kita. Ada dua jenis intervensi yang mesti kita lakukan, yaitu:
A. CONSCIOUS MIND INTERVENTION
Merupakan tahap intervensi dalam keadaan 'fully awake' (gelombang beta). Tahapan ini sudah bisa dimulai ketika calon klien menghubungi terapis. Sebagai terapis, kita bisa minta semua data 'sosmed'-nya, sehingga kita sudah bisa melakukan stalking sebelumnya. Adapun langkah lengkapnya adalah sbb:
1. Pre-Induction Talk
Ketika melakukan wicara sebelum induksi, kita mesti menggali sebanyak mungkin informasi dari klien, termasuk di antaranya adalah:
- Building Rapport atau menjalin hubungan demi tercapainya keterhubungan bawah sadar (Sub conscious connected) antara terapis dengan klien. Tujuan dari langkah ini adalah mendapatkan TRUST klien.
- Exploring Client Modalities atau mencari tahu preferensi klien dalam menerima informasi dari dunia luar. Apakah dia dominan Visual, Auditori ataukah Kinestetik
- Hypnotherapy Training adalah penjelasan logis mengenai proses dan keseluruhan sesi terapi.
- Suggestibility Test yang merupakan serangkaian tes sederhana untuk mengetahui apakah klien itu memiliki tingkat sugestivitas tinggi, menengah atau rendah
2. Intake Interview
Prinsip dari tahap ini adalah, semakin banyak data yang kita miliki mengenai klien, maka akan semakin mudah proses intervensi yang nantinya akan kita lakukan. Apa saja yang perlu kita tanyakan kepada klien?
- Symptom, tanyakan gejala gangguan atau situasi yang sedang dialami klien. Gunakan Scaling Question untuk mengetahui seberat apa kondisi yang sedang dialami klien
- Outcome (Clear, Realistic, Staging) atau GOAL klien. Biasanya ketika menggali goal dari klien, maka saya akan menggunakan teknik Miracle Question, sbb:
“Jika nanti malam terjadi sebuah keajaiban, bisakah Anda ceritakan kondisi Anda keesokan harinya yang sudah sembuh?”
Agar sebuah GOAL mudah dicapai, maka perlu mengikuti sebuah kaidah yang sesuai dengan cara kerja pikiran manusia, sbb:
- Ditulis dalam kalimat positif
- Berada dalam kendali kita
- Spesifik
- Rasional dan ekologis
- Terukur dan bisa dirasakan oleh indera kita
• Mengklarifikasi Negative Mindset
- Menghakimi masa depan
- Negative Thinking
- Menyalahkan Lingkungan / Pihak Luar
- Menginginkan perubahan instan
- Menyesali masa silam
- Menyalahkan diri sendiri
- Dan lain-lain
3. Reframe
Atau memaknai ulang segala kejadian yang sudah atau sedang terjadi. Dengan memberikan makna baru, maka klien menjadi memiliki pilhan tindakan yang akan diambilnya. Tahap ini meliputi:
- New Understanding, hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan memahamkan bahwa klien tidak sedang berada dalam sebuah masalah, mereka hanya sedang berada dalam sebuah SITUASI.
- Clarify The Problem (Map vs Territory), pisahkan antara keluhan dan kondisi yang ingin diintervensi.
- Realistic, meski menggunakan hypnosis, namun perubahan yang terjadi tetap bertahap dan perlu usaha yang konsisten dari klien
***
B. SUBCONSCIOUS MIND INTERVENTION
Setelah semua urusan intervensi pikiran sadar kelar, masih ada 3 hal penting yang mesti disiapkan:
- Tanyakan apakah klien siap dibantu
- Jika klien siap, maka pandu klien menemukan GOALnya (dalam NLP dikenal dengan WellFormed Outcome/WFO)
- Tentukan WFO kita sebagai terapis yang mendukung WFO klien.
Ketika semua tahapan di atas dilalui, maka sekarang saatnya terapis melakukan Formal Hypnosis (Trance/Relax) dengan semua urutannya seperti induksi, deepening, sugesti dan terminasi. Adapun strateginya adalah sbb:
• Phase 1 : Conditioning
Tentukan induksi apa yang cocok, deepening yang paling sesuai, dan latihlah klien untuk keluar masuk kondisi trance dengan baik
• Phase 2 : Optional Therapeutic
Ada beberapa teknik yang bisa dipilih untuk masing-masing sesi, seperti Part Therapy, Forgiveness Therapy, Direct Suggestion, Object Imagery, Future Pacing
Gestalt, Anchoring, Role Model, Desensitization, Sub modalities Intervention, dll
• Phase 3 : Empowerment
Ketika mengakhiri sebuah sesi, terapis wajib memberikan kalimat empowerement. Kalimat yang paling sederhana adalah, “Dalam hitungan ke 3, Anda akan membuka mata dalam kondisi sehat, segar, dan penuh percaya diri”
Demikian sekilas ulasan saya mengenai tahapan menjadi hipnoterapis professional. Saya akan menutup tulisan ini dengan quote terkenal dari Bapak Hipnoterapi Modern, Milton Erickcon, “People do not come into therapy to change their past but their future”
Maka marilah kita penuhi keinginan para calon klien kita dengan menjadi seorang hipnoterapis yang mumpuni serta legal.
Tabik
-haridewa-
Professional Hypnotherapist