Semua bentuk ciptaan terjadi di dunia ini selalu melalui dua proses penciptaan. Mental Creation dan physical creation. Proses pertama yang terjadi di pikiran kita
memiliki peran yang sangat penting dalam memudahkah kita mewujudkan proses
selanjutnya. Mari kita perhatikan lebih jauh bagaimana seorang arsitek tentu
membuat sketsa sebelum membangun sebuah rumah, seorang sutradara akan membuat
atau menyuruh orang lain menulis skenario sebelum membesut sebuah film. Bahkan
dalam keseharian kita, meski cuma sesaat kreasi mental akan selalu mendahului
kreasi fisik. Contoh ketika kita ingin makan sesuatu, tentu sudah terbayang
makanan apa yang ingin kita nikmati. Begitu pula ketika kita mengendarai mobil
atau motor. Di kepala kita tentu terbayang rute mana yang akan kita tempuh.
Kita mengenal
kreasi mental ini sebagai imajinasi. Meski banyak orang yang sudah mengakui
kehebatan sebuah imajinasi dalam mendukung kesuksesan, namun masih saja ada
orang yang menafikannya. Sekali kita
merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai
mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.
Agar Anda lebih
mudah memahami kekuatan imajinasi, berikut ada dua kisah nyata yang
mewakilinya.
Pertama, kisah
hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang gemar bermain golf. Dia begitu
tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu,
dia ditugaskan ke Vietnam Utara.
Sungguh sial, saat
di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan dijebloskan ke penjara yang
pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa
pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan
mental yang meletihkan baginya.
Untungnya, Nesmeth
sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai melatih mentalnya. Setiap hari, dengan imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di
padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara
detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
Lantas, tujuh
tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Luar biasanya saat dia mulai
bermain golf kembali untuk pertama kalinya. Ternyata Mayor James Nesmeth mampu
mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun
bertanya kepada siapa dia berlatih.
Tentu saja, tidak
dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi,
ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi
itu.
***
Kisah kedua adalah
cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi menjadi Miss America
sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya,
dia hanya menyabet runner-up pertama.
Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati
kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.
Tapi, dia bangkit
dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada
1997, dia terpilih menjadi Miss Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil
menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah
kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua
kali kalah di Florida.
Tapi, tekadnya
sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli video dan semua bahan
yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss America, dan
sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih
penghargaan tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.
Satu lagi yang
menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia merasa canggung
saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya
sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu.”
Seorang reporter
menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di
panggung, sementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di panggung
itu,…dalam pikiran saya.”
***
Salah satu teknik
berbasis mental creation yang dikembangkan
NLP adalah New Behavior Generator. Teknik membentuk perilaku baru ini merupakan salah satu teknik yang memanipulasi sub modalitas untuk
menciptakan perilaku baru yang diinginkan. Ini adalah teknik NLP yang
menggunakan citra mental atau latihan imajinasi untuk mendapatkan hasil dalam kurun waktu singkat.
Tujuan dari teknik
ini adalah memungkinkan diri Anda untuk membentuk ‘PERILAKU BARU’ dengan
menerapkannya dalam pikiran (mind)
sehingga mengaktifkan semua sumber daya yang Anda miliki di system saraf (neurological resources).
Imajinasi adalah
energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita
imajinasikan itu. Kita tidak harus belajar semuanya dari awal. Sesuai dengan
bunyi sebuah presuposisi bahwa semua manusia telah memiliki sumber daya untuk
sukses. Yang perlu dilakukan hanyalah mengakses, memperkuat dan mengurutkannya.
Kita telah memiliki banyak referensi dan perilaku bawah sadar mengenai sebuah
keterampilan, baik itu berasal dari diri kita maupun dari orang lain di sekitar
kita. Kita hanya perlu mengatur dan mengurutkan
agar bisa menjadi keterampilan baru. Menjadi ketrampilan kita. Orang belajar melalui
observasi, praktek dan perbaikan. Kita bisa menciptakan strategi untuk mencapai
hal-hal baru. Teknik ini akan mengadopsi prinsip lirikan mata (eye accessing cue) yang akan mengakses semua sumber daya Anda pada
tataran neurological resources
New
Behavior Generator ini diciptakan didasarkan pada sistim keyakinan yang kita miliki:
- Orang belajar perilaku baru dengan menciptakan peta mental baru dalam otak mereka.
- Semakin lengkap Anda membuat peta mental Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan mendapatkan perilaku baru yang Anda inginkan.
- Fokus pada tujuan Anda (WFO) adalah cara tercepat untuk mencapai perilaku baru.
- Setiap orang memiliki sumber daya mental yang mereka butuhkan untuk mencapai perilaku baru.
- Sukses adalah fungsi dari mengakses dan mengatur sumberdaya yang sudah ada
Sebelum Anda membantu klien
ada baiknya Anda memulai langkah
berikut:
- Bangunlah rapport dan lakukan kalibrasi dengan baik.
- Nyatakan intensi atau tujuan Anda kepada klien bahwa Anda ingin membantunya.
- Mintalah kesediaan klien untuk dibantu dan bangun keyakinan klien serta dapatkan kepercayaan dari klien bahwa Anda akan berhasil bila klien juga bisa diajak bekerja sama dengan baik.
- Mintalah klien untuk menyatakan WFO atau GOAL dengan jelas untuk menghindari kesalahpahaman atau salah langkah dalam proses kerja sama tersebut.
- Buatlah WFO Anda sendiri yang align (selaras) dengan WFO klien
- Tanyakanlah manfaat apa yang akan diperoleh bila klien mencapai apa yang diinginkannya itu? Siapa saja yang akan memeroleh keuntungan tersebut?
1. Arahkan mata klien ke kanan bawah (dari sudut
pandang Anda sebagai terapis) dan tanyakan, “Jika
Anda sudah mencapai WFO Anda nanti, seperti apakah diri Anda nanti?” Langkah
pertama ini merupakan pemaparan keinginan klien sesuai dengan self talk mereka (Auditory Digital)
2. Arahkan mata klien ke kiri atas dan tanyakan, “Coba sekarang lihat, dengar dan rasakan
diri Anda di masa yang akan datang dimana diri Anda sudah memiliki perilaku
baru tersebut” Pandu klien untuk menggunakan semua inderanya, sehingga mereka
bisa menjawab, “Aku melihat…., aku
mendengar….., aku merasa……” Langkah kedua ini merupakan sebuah imajinasi
masa depan (Visual Construction)
3. Arahkan mata klien ke kanan atas, dan minta klien
untuk mengingat sebuah peristiwa dimana mereka pernah mengalami minimal sensasi
yang sama dengan WFO yang sedang direncanakan. Untuk lebih memudahkan langkah
ini, Anda bisa membantu dengan menanyakan:
a. “Coba ingat sebuah kesuksesan yang pernah Anda
capai yang menggunakan perilaku yang mirip dengan perilaku baru yang sedang
Anda proses ini?”
b. “Coba ingat sebuah keberhasilan kecil saja yang
pernah Anda capai menggunakan perilaku yang sedang Anda proses ini?”
c. “Coba ingat
seorang tokoh yang sangat ahli dengan perilaku ini, dan Anda bisa mulai
memodelnya”
Langkah
ketiga ini merupakan sebuah pengaksesan sumber daya (Visual Remembered)
4. Arahkan mata klien
ke kiri atas lagi, dan tanyakan, “Dengan
semua sumber daya yang sudah Anda miliki tadi, bagaimana sekiranya diri Anda
nanti?”
5. Arahkan mata klien ke kiri bawah, dan minta klien
merasakan bahwa perilaku yang mereka inginkan memang sekarang sudah menjadi
satu dengan diri mereka. Goal sudah tercapai. Dan tanyakan perasaan mereka, “Apa yang Anda rasakan sekarang?
Senangkah Anda
melakukan perilaku tersebut?” Langkah ini juga
sekaligus untuk melakukan kalibrasi apakah proses yang dijalankan sudah sesuai
dengan harapan klien. (Kinestetis)
6. Arahkan mata klien ke kanan bawah lagi, dan minta
mereka membandingkan kesuksesan ini dengan kesuksesan lain yang pernah dicapai
di masa silam, dan apakah sama perasaannya. Jika perasaannya tidak sama maka
minta klien untuk menambahkan detail dari WFO mereka, sehingga diharapkan pada
proses pembentukan perilaku baru nantinya, perasaan yang dicapai juga sesuai
dengan yang diharapkan. Langkah ini kembali memandu klien untuk melakukan self-talk (Auditory Digital)
Seperti yang telah saya sampaikan
pada awal tulisan ini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu
melalui dua proses penciptaan, mental creation
dan physical creation. Maka jika Anda
ingin perilaku baru tadi benar-benar terwujud, Anda mesti memiliki komitmen
yang kuat serta selalu melatih diri menuju WFO Anda tadi. Maka berikut tambahan
langkah yang mesti dilakukan:
1. Future Pacing dan tes.
Lakukan tes di kehidupan
nyata, cari situasi yang cocok untuk melakukan perilaku baru tersebut dan rasakan
serta nikmati.
2. Ucapkan syukur di dalam hati dan nikmati lagi
perasaannya.
Anda bisa
mengulangi proses ini berkali-kali sampai fisik Anda bekerja sama untuk
mewujudkan perilaku baru Anda tadi.
Selamat mencoba
Tabik
-haridewa-
Master Trainer NLP (Nyentrik Lucu Profesional)