Seringkali kita mendengar yel-yel atau teriakan pemacu semangat dalam seminar-seminar pengembangan diri, atau mungkin ketika perusahaan kita melakukan annual meeting. Dimulai dari yang sederhana, “Semangat pagi! Yes, we can! We are the best, Yes, we are the champion…” hingga yang heboh dan berupa nyanyian. Sebagian orang melakukan yel itu dengan penuh semangat, namun sebagian lainnya melakukannya dengan apa adanya. Sebenarnya bermanfaat atau tidak sih yel-yel seperti itu bagi kita? Pertanyaan ini mungkin seringkali mengganggu pikiran kita.
Kita lupakan sejenak pertanyaan tersebut, dan marilah kita tengok sejenak sejarah perjuangan bangsa kita. Pada jaman perang kemerdekaan, kita mengenal teriakan perang semacam yel-yel seperti “Merdeka..!”, “Allahu Akbar!” yang tentunya menjadi pemicu semangat para pejuang demi mencapai kemerdekaan bangsa ini. Dari ilustrasi ini, kita bisa melihat fungsi dari yel semacam ini.
Dalam sebuah pelatihan, ketika saya mengajak para peserta untuk meneriakkan yel, Yes We Are The Champhion, tiba-tiba ada seorang peserta yang bertanya, “Pak, apakah afirmasi seperti ini akan ada manfaatnya?” Sejenak saya tersentak dengan pertanyaan tadi, namun bukan trainer namanya kalau tidak bisa langsung menjawab pertanyaan seperti itu. Sebelum menjawab tanya dari peserta tadi, saya justru balik bertanya, “siapakah Anda sebenarnya?”. Agak gelagapan juga peserta tadi mendapat pertanyaan balik dari saya. “Saya tidak mengerti pertanyaan Bapak..” “Baiklah, coba Anda perhatikan film berikut..” Sejurus kemudian saya mulai memutarkan film tentang perjalanan spermatozoa menuju sel ovum. Dari sekian juta spermatozoa yang berebut menuju sel telur tadi, ternyata hanya satu yang berhasil membuahi ouvum tadi. “Nah, Anda sudah mengerti sekarang, siapa diri Anda?” “Ya Pak, saya adalah sang pemenang” “ Kenapa?” “ Karena hanya saya, yang berhasil membuahi sel telur seperti terlihat dalam film tadi..” “ Bagus, akhirnya Anda mengerti!”
Kemudian saya jelaskan, bahwa kita ini sudah terlahir sebagai pemenang, so yel yang tadi diteriakkan bukanlah sebuah afirmasi melainkan konfirmasi. Loh, apa pula beda di antara keduanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Konfirmasi: penegasan; pengesahan; pembenaran
Afirmasi: penetapan yang positif; peneguhan atau pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh (di bawah ancaman hukum) oleh orang yang menolak melakukan sumpah.
Karena sedari lahir kita memanglah seorang pemenang, maka teriakan Yes We Are The Champion merupakan sebuah penegasan dan pengesahan atas status pemenang itu tadi. Maka dari itu, saya sebut yel tadi sebagai sebuah KONFIRMASI. Sementara afirmasi barulah merupakan sebuah penetapan tujuan yang positif, sebuah goal setting. Bukan berarti sebuah afirmasi tidak penting, karena untuk mencapai tujuan kita juga memerlukan sebuah goal setting. Namun bagi saya pribadi, konfirmasi mempunyai nuansa positif yang lebih kuat dan energi yang luar biasa dalam mencapai dream kita.
Hari ini 42 tahun yang lalu saya dilahirkan dari keluarga yang tidak bisa dibilang kaya, namun tidak juga kekurangan. Berbagai ucapan selamat datang dari keluarga, kolega, sahabat dan handai tolan. Semuanya mendoakan kebahagiaan dan kesuksesan saya. Maka dengan tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua untuk doa yang tentunya langsung saya KONFIRMASI, karena kebahagiaan dan kesuksesan memang sudah terbawa bersama kelahiran saya 42 tahun yang lalu.
-haridewa-
5 Maret 2014
Bertambah satu, berkurang satu jualah
Afirmasi atau Konfirmasi
28/11/16
TAGSinspira